Senin, 09 April 2012

Dengan Izin-Mu




Di manakah aku harus sembunyi?
Desir angin pembawa debu mikro cinta itu mengayun-anyunkan ku pada sepohon entah yang akarnya amat mendekap eratku. Padahal rerumputan yang terinjak-injak semakin sabar bertasbih pada-Nya. Terik menghangatkannya dalam pandangan-Nya sebagai kuasa-Nya. Hujan menyejukkannya di antara kerontang murka kasih-Nya.
Di manakah aku harus sembunyi?
Tapak-tapak ku dijalan-jalan pilu-Mu mengoyak kesedihanku, meminta-Mu membaringkanku di ketenangan makna-Mu. Walau ragu tak mampu menjamah urat asa di selimut senja indah pada bentangan awan-awan nakal yang mengancam.
Di manakah aku harus sembunyi?
Dipandang-Mu terbaring sunyiku bersama belukar tanya-Nya selama KAU jalankan detik yang mengacaukan kalimat-Mu di dada hamba-hamba-Nya.
Di manakah aku harus sembunyi?
Bukan karena bumi ku sombongkan atas-Nya, namun pada-Mu pelangi itu teramat abstrak teratur. Bukan pula aku mengigaukan-Mu karena mimpi tak mampu menjawab teramat banyak-Nya di nikmat-nikmat-Mu.
Di manakah aku harus sembunyi?
Bila pun kuasa itu terbentur dengan-Mu dan aku menyelinap belajar pada-Nya tentang kenyataan-Nya disukar langkah yakin yang tertusuk duri enggan pada bosan murka-Nya.
Maka izin-Mu kan ku sematkan di amarah-amarah lemah meninggalkan cahaya-cahaya silau yang menjauhkanku dari mereka karenanya.


Sumber: http://www.dakwatuna.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Berkomentar;